Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam.
Salam sejahtera atas junjungan kita, Rasulullah Muhammad SAW.
Salam hangat kepada semua saudara seiman dalam aqidah Islam.
Inilah umat akhir jaman.
Ya siapa lagi, ummat Islam.
Dewasa ini, kerusakan besar banyak terjadi.
Yang menjadi korban dari kalangan muslim tidak sedikit.
Maka akan timbul pertanyaan, sebenarnya apa yang sedang terjadi?
Orang yang berjiwa kritis akan bertanya, kemudian mencari tahu bagaimana mengatasinya.
Tentu dengan ijin Allah SWT.
Ummat dalam keadaan memprihatinkan.
Keadaannya seperti buih di lautan, terserak ke sana kemari dipermainkan oleh gelombang.
Keadaannya seperti pelaut yang tidak tahu arah, jalan mana yang akan diambilnya untuk mencapai daratan yang menjadi tujuannya.
Keadaannya seperti pendaki gunung dalam hutan yang tersesat, tidak tahu arah, jalan mana yang akan diambilnya untuk mencapai puncak yang menjadi tujuannya.
Keadaannya seperti wisatawan yang tersesat dalam hutan rimba, tidak tahu arah, jalan mana yang akan diambilnya untuk mencapai pemukiman penduduk yang menjadi tujuannya.
Ini semua karena mereka kehilangan "kompas" yang bisa menjadi "navigasi" mereka untuk keluar dari kebuntuan masalahnya.
Apakah "kompas" tersebut benar-benar hilang?
Ternyata tidak.
"Kompas" tersebut ada, namun mereka-lah yang bermasalah.
Apa masalahnya?
Sebagian dari mereka sengaja melupakan "kompas" tersebut.
Sebagian dari mereka tidak sengaja melupakan "kompas" tersebut.
Sebagian dari mereka yang sengaja melupakan "kompas" tersebut, karena dibisiki oleh sebagian yang lain, bahwa "kita bisa mengatasinya tanpa kompas tersebut, karena kita bisa mencari jalan pemecahan sendiri".
Sebagian dari mereka tidak sengaja melupakan "kompas" tersebut, karena menemukan "perhiasan-"perhiasan yang memukau pandangan mata mereka", kemudian mereka menjadi lupa.
Para "pembisik" tersebut pada awalnya adalah "orang-orang yang samasekali tidak percaya terhadap kompas tersebut".
Namun pada perkembangannya, sebagian dari mereka ada yang "tertular" menjadi serupa dengan para "pembisik" tersebut.
Inilah gambaran yang terjadi.
Jalan termudah untuk mengatasi permasalahan "hilang arah", ya harus melihat atau mengacu pada "kompas" tersebut.
Jika berpaling, maka mereka akan tetap "tersesat", tidak tahu arah, jalan mana yang akan diambilnya untuk mencapai "jalan keluar".
Perumpamaan yang lain.
Keadaannya seperti "makanan di atas meja yang disantap dengan rakus" seperti "kawanan singa yang mengoyak satu bangkai kijang".
Ini sangat memilukan hati, terutama bagi yang bisa "melihat" hal ini.
Ibaratnya, si kijang "sekarat" dimangsa para "singa", namun walaupun begitu si kijang masih punya tenaga untuk "lari".
"Lari ke hutan" untuk menyelamatkan diri terlebih dulu, setidaknya untuk "menyembuhkan" luka-lukanya, memulihkan diri.
Maknanya, bahwa si kijang membutuhkan pelindung dari "serangan", "terkaman","gigitan" para "singa".
Tentu inilah yang harus dilakukan oleh si kijang.
Ini terlepas dari "teori rantai makanan" dari pelajaran biologi.
Ini tentang upaya untuk mempertahankan diri, kemudian melangsungkan kehidupan dalam keadaan selamat dan bahagia.
Inilah ladang amal bagi para pengemban dakwah.
Ummat membutuhkan "sentuhan" agar menjadi lebih "cerdas", namun tetap dalam naungan Islam.
Ummat membutuhkan pelindung atau perisai untuk menangkis serangan musuh-musuh agama Allah.
Ummat membutuhkan pembinaan untuk menguatkan aqidah, pemikiran, kemuliaan, kekuatan diri, keterampilan.
Sesuatu yang bersifat fisik (misal berjihad fii sabilillah) membutuhkan platform aqidah dan pemikiran yang shahih dalam taat kepada Allah SWT.
Jadi bukan mengandalkan kekuatan ala binatang buas yang kelaparan.
Ummat membutuhkan pelindung atau perisai untuk menerapkan syariah Islam secara keseluruhan (kaffah).
Ummat membutuhkan pelindung atau perisai untuk berjihad fii sabilillah.
Inilah intinya.
Jadi permasalahan utama ummat Islam saat ini adalah "ketiadaan kepemimpinan ummat yang menyatukan mereka, dan ketiadaan institusi yang menjadi tempat bernaung ummat untuk menerapkan syariah Islam secara keseluruhan (kaffah)".
Maka, jika inti permasalahan sudah ditetapkan, maka "arah" perjuangan akan semakin jelas.
Perjuangan yang dilakukan harus meneladani apa yang dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW.
Rasulullah Muhammad SAW adalah teladan/uswah bagi kaum muslimin.
Metode yang beliau terapkan sudah terbukti dan sesuai dengan yang Allah syariatkan.
Jadi, marilah menyambut seruan ini.
Billahi at-taufiq wa al-hidayah.
Allah a'lam bi ash-shawab.
En la categoría:
Ummah
Salam sejahtera atas junjungan kita, Rasulullah Muhammad SAW.
Salam hangat kepada semua saudara seiman dalam aqidah Islam.
Inilah umat akhir jaman.
Ya siapa lagi, ummat Islam.
Dewasa ini, kerusakan besar banyak terjadi.
Yang menjadi korban dari kalangan muslim tidak sedikit.
Maka akan timbul pertanyaan, sebenarnya apa yang sedang terjadi?
Orang yang berjiwa kritis akan bertanya, kemudian mencari tahu bagaimana mengatasinya.
Tentu dengan ijin Allah SWT.
Ummat dalam keadaan memprihatinkan.
Keadaannya seperti buih di lautan, terserak ke sana kemari dipermainkan oleh gelombang.
Keadaannya seperti pelaut yang tidak tahu arah, jalan mana yang akan diambilnya untuk mencapai daratan yang menjadi tujuannya.
Keadaannya seperti pendaki gunung dalam hutan yang tersesat, tidak tahu arah, jalan mana yang akan diambilnya untuk mencapai puncak yang menjadi tujuannya.
Keadaannya seperti wisatawan yang tersesat dalam hutan rimba, tidak tahu arah, jalan mana yang akan diambilnya untuk mencapai pemukiman penduduk yang menjadi tujuannya.
Ini semua karena mereka kehilangan "kompas" yang bisa menjadi "navigasi" mereka untuk keluar dari kebuntuan masalahnya.
Apakah "kompas" tersebut benar-benar hilang?
Ternyata tidak.
"Kompas" tersebut ada, namun mereka-lah yang bermasalah.
Apa masalahnya?
Sebagian dari mereka sengaja melupakan "kompas" tersebut.
Sebagian dari mereka tidak sengaja melupakan "kompas" tersebut.
Sebagian dari mereka yang sengaja melupakan "kompas" tersebut, karena dibisiki oleh sebagian yang lain, bahwa "kita bisa mengatasinya tanpa kompas tersebut, karena kita bisa mencari jalan pemecahan sendiri".
Sebagian dari mereka tidak sengaja melupakan "kompas" tersebut, karena menemukan "perhiasan-"perhiasan yang memukau pandangan mata mereka", kemudian mereka menjadi lupa.
Para "pembisik" tersebut pada awalnya adalah "orang-orang yang samasekali tidak percaya terhadap kompas tersebut".
Namun pada perkembangannya, sebagian dari mereka ada yang "tertular" menjadi serupa dengan para "pembisik" tersebut.
Inilah gambaran yang terjadi.
Jalan termudah untuk mengatasi permasalahan "hilang arah", ya harus melihat atau mengacu pada "kompas" tersebut.
Jika berpaling, maka mereka akan tetap "tersesat", tidak tahu arah, jalan mana yang akan diambilnya untuk mencapai "jalan keluar".
Perumpamaan yang lain.
Keadaannya seperti "makanan di atas meja yang disantap dengan rakus" seperti "kawanan singa yang mengoyak satu bangkai kijang".
Ini sangat memilukan hati, terutama bagi yang bisa "melihat" hal ini.
Ibaratnya, si kijang "sekarat" dimangsa para "singa", namun walaupun begitu si kijang masih punya tenaga untuk "lari".
"Lari ke hutan" untuk menyelamatkan diri terlebih dulu, setidaknya untuk "menyembuhkan" luka-lukanya, memulihkan diri.
Maknanya, bahwa si kijang membutuhkan pelindung dari "serangan", "terkaman","gigitan" para "singa".
Tentu inilah yang harus dilakukan oleh si kijang.
Ini terlepas dari "teori rantai makanan" dari pelajaran biologi.
Ini tentang upaya untuk mempertahankan diri, kemudian melangsungkan kehidupan dalam keadaan selamat dan bahagia.
Inilah ladang amal bagi para pengemban dakwah.
Ummat membutuhkan "sentuhan" agar menjadi lebih "cerdas", namun tetap dalam naungan Islam.
Ummat membutuhkan pelindung atau perisai untuk menangkis serangan musuh-musuh agama Allah.
Ummat membutuhkan pembinaan untuk menguatkan aqidah, pemikiran, kemuliaan, kekuatan diri, keterampilan.
Sesuatu yang bersifat fisik (misal berjihad fii sabilillah) membutuhkan platform aqidah dan pemikiran yang shahih dalam taat kepada Allah SWT.
Jadi bukan mengandalkan kekuatan ala binatang buas yang kelaparan.
Ummat membutuhkan pelindung atau perisai untuk menerapkan syariah Islam secara keseluruhan (kaffah).
Ummat membutuhkan pelindung atau perisai untuk berjihad fii sabilillah.
Inilah intinya.
Jadi permasalahan utama ummat Islam saat ini adalah "ketiadaan kepemimpinan ummat yang menyatukan mereka, dan ketiadaan institusi yang menjadi tempat bernaung ummat untuk menerapkan syariah Islam secara keseluruhan (kaffah)".
Maka, jika inti permasalahan sudah ditetapkan, maka "arah" perjuangan akan semakin jelas.
Perjuangan yang dilakukan harus meneladani apa yang dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW.
Rasulullah Muhammad SAW adalah teladan/uswah bagi kaum muslimin.
Metode yang beliau terapkan sudah terbukti dan sesuai dengan yang Allah syariatkan.
Jadi, marilah menyambut seruan ini.
Billahi at-taufiq wa al-hidayah.
Allah a'lam bi ash-shawab.